Stok Kedelai Impor di Kudus, Tersedia-SwaraWarta.co.id (Sumber: TribunNews) |
SwaraWarta.co.id – Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memastikan bahwa stok kedelai impor kini telah tersedia setelah mengalami kelangkaan akibat keterlambatan pengiriman dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun jumlahnya baru 30 ton, Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi, dan Perlindungan Konsumen, Minan Muchammad, menyatakan bahwa stok saat ini dianggap aman.
Minan menyebutkan bahwa komoditas impor tersebut sudah tersedia. Meskipun jumlahnya belum banyak, namun untuk sementara stoknya aman,.
Permintaan secara bertahap diharapkan dapat terpenuhi, memungkinkan para perajin tahu dan tempe untuk kembali berproduksi.
Amar Ma’ruf, Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus, mengkonfirmasi ketersediaan 30 ton kedelai impor.
“Iya, saya baru mendapatkan kirimannya pada hari Rabu sore. Namun, jumlahnya memang belum sebanyak seperti sebelumnya,” ungkap Amar Ma’ruf.
Meskipun stok belum pulih sepenuhnya, penambahan tersebut diharapkan dapat memenuhi permintaan, walaupun belum seoptimal sebelumnya.
Dengan stok kedelai 30 ton, dapat memenuhi kebutuhan para perajin tahu dan tempe selama dua hari, mengingat kebutuhan harian mereka berkisar antara 15-20 ton.
Amar Ma’ruf mengakui bahwa stok kedelai mengalami hambatan dalam dua pekan terakhir karena keterlambatan pengiriman dari kapal yang mengangkut komoditas impor.
Sementara kedelai lokal yang seharusnya menjadi alternatif belum tersedia, memaksa produsen tahu dan tempe bergantung pada impor.
Harga jual kedelai impor tetap stabil, yakni Rp12.000 per kilogram.
Meskipun ketersediaan masih terbatas, harapannya adalah dengan penambahan stok ini, para produsen dapat terus menjalankan aktivitas produksinya.
Kondisi ini menciptakan ketidakpastian di kalangan perajin tahu dan tempe, yang bergantung pada pasokan kedelai untuk mempertahankan produksi mereka.
Dengan tersedianya 30 ton kedelai impor, sektor ini dapat sedikit bernafas lega, meskipun tantangan belum sepenuhnya teratasi.
Dalam konteks ini, Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus berperan penting untuk memantau dan mengelola pasokan kedelai agar dapat memenuhi kebutuhan para produsen.
Keterlibatan pemerintah daerah menjadi kunci untuk memastikan kelancaran distribusi dan ketersediaan bahan baku.
Perajin tahu dan tempe diharapkan dapat bersabar menghadapi situasi ini sambil berharap agar kondisi pasokan kedelai, baik impor maupun lokal, segera pulih.
Ketergantungan pada impor menunjukkan perlunya diversifikasi sumber pasokan agar sektor ini lebih tangguh menghadapi kemungkinan gangguan pasokan di masa depan.
Dalam gambaran keseluruhan, pemulihan stok kedelai impor di Kudus memberikan sedikit optimisme bagi para pelaku usaha di sektor tahu dan tempe.
Meskipun masih perlu upaya lebih lanjut untuk mengatasi tantangan yang ada, langkah-langkah ini menjadi langkah awal menuju stabilnya pasokan bahan baku di tingkat lokal.***