Puluhan Siswa SD di Lombok Timur Keracunan-SwaraWarta.co.id (Sumber: OkeZone) |
SwaraWarta.co.id – Puluhan siswa dari Sekolah Dasar Negeri 3 Ketapang Raya, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi abon ikan tongkol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh Kapolsek Keruak Polres Lombok Timur, Iptu Mastar, di Selong pada hari Rabu.
Iptu Mastar mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan mengenai puluhan siswa SDN 3 Ketapang Raya yang mengalami keracunan massal setelah memakan abon ikan yang dibeli dari teman sekolah mereka sendiri.
Pihak berwenang membenarkan berita itu, bahwa betul ada keracunan massal siswa SDN 3 Ketapang Raya setelah menyantap abon ikan dengan rata-rata mengalami pusing, mual, dan muntah-muntah.
Peristiwa ini bermula ketika seorang siswa membawa abon ikan tongkol ke sekolah, dan teman-temannya mencicipi.
Menyukai rasanya, siswa lain memesan abon tersebut kepada temannya, yang kemudian memesan kepada neneknya dengan harga Rp1000 per bungkus.
Akibatnya, para korban pulang ke rumah masing-masing, tetapi gejala keracunan terus berlanjut, memaksa orang tua membawa mereka ke Puskesmas dan rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Setelahnya para korban keracunan terpaksa dilarikan ke Puskesmas dan ada yang dirujuk ke Rumah Sakit Patuh Karya Lombok Timur untuk mendapatkan perawatan intensif.
Jumlah keseluruhan siswa yang mengalami keracunan mencapai sekitar 20 orang.
Beberapa di antaranya diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik, sementara yang lain masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan.
Iptu Mastar mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian telah mengamankan nenek yang membuat abon ikan dan siswa yang menjualnya kepada teman sekolah.
Selain itu, abon yang diduga menjadi penyebab keracunan juga disita untuk dilakukan uji laboratorium guna memastikan keamanannya.
“Kita amankan nenek yang membuat abon ikan itu untuk proses lebih lanjut,” tegas Iptu Mastar.
Kejadian ini menjadi peringatan serius mengenai keamanan pangan, khususnya dalam pembelian makanan di lingkungan sekolah.
Pihak berwenang perlu meningkatkan pengawasan terhadap produk makanan yang dijual di sekitar sekolah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Sementara penyelidikan terus berlanjut, masyarakat dan pihak sekolah diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi dan menyediakan makanan, serta mengedepankan keamanan dan kesehatan sebagai prioritas utama.***