Keunggulan Nikel Dibanding LFP Pada Mobil Listrik, Apa Saja?

- Redaksi

Tuesday, 23 January 2024 - 08:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Baterai Mobil Listrik-SwaraWarta.co.id (Sumber: Bloomberg Technoz)

SwaraWarta.co.id – Isu mengenai penggunaan nikel sebagai komponen bahan baku baterai listrik, khususnya dalam kendaraan listrik seperti Tesla, sedang menjadi perbincangan hangat.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Timnas Co-Captain, AMIN Thomas Lembong, menciptakan kontroversi ketika menyatakan bahwa mobil Tesla yang diproduksi di China kini menggunakan Lithium-Ferro-Phosphate (LFP) bukan nikel.

Gibran Rakabuming Raka, Cawapres RI nomor urut 2, menanggapi pernyataan tersebut dengan menuduh Tom Lembong berbohong kepada publik.

Gibran menyatakan bahwa tidak semua mobil listrik menggunakan baterai jenis LFP, masih ada yang menggunakan nikel sebagai komponen utama baterai.

Muhammad Lutfi, Mantan Menteri Perdagangan, memberikan perspektif positif terkait penggunaan nikel dalam baterai mobil listrik.

Baca Juga :  Tragedi di Tol Pasuruan-Probolinggo: Pelatih Persewangi Banyuwangi, Syamsuddin Batola, Meninggal Dunia

Menurutnya, baterai nikel memiliki keunggulan berupa densitas energi yang lebih tinggi.

Densitas energi yang tinggi berarti mobil listrik dengan baterai nikel dapat memiliki daya tahan yang lebih lama karena kapasitas energinya yang lebih besar.

Lutfi menjelaskan bahwa Nikel itu logam yang lebih energi dense. Nikel juga menurut Lutfi bisa muat lebih banyak energi, lebih kecil, dan lebih ringan.

Hal ini tentu saja membuat mobil Tesla bisa pergi lebih jauh sekali charge.

Pernyataan ini mencerminkan pandangan positif terhadap potensi peningkatan jarak tempuh mobil listrik dengan penggunaan baterai nikel.

Lebih lanjut, Lutfi mencatat bahwa penggunaan baterai nikel masih mendominasi pasar dengan pangsa sebesar 60%, menurut data Badan Energi Internasional (IEA) pada tahun 2022.

Baca Juga :  Arema FC Gagal Beri Hadiah Gol di HUT ke-37, Imbang Lawan Dewa United

Sementara itu, penggunaan baterai LFP pada mobil listrik hanya mencapai 27%.

Ini menunjukkan bahwa, meskipun ada diskusi mengenai bahan baku yang digunakan, nikel tetap menjadi pilihan yang dominan dalam industri baterai listrik.

Namun, di sisi lain, Lutfi memberikan catatan mengenai kinerja baterai LFP.

Menurutnya, kinerja baterai LFP dapat mengalami penurunan hingga 60% pada musim dingin.

Bahkan, ia menyebutkan bahwa baterai LFP dapat mati pada suhu di bawah -10 derajat.

Informasi ini menyoroti tantangan potensial yang mungkin dihadapi oleh baterai LFP terutama dalam kondisi iklim ekstrem.

Dengan adanya perspektif ini, muncul pertanyaan seputar keberlanjutan dan performa baterai listrik di berbagai kondisi iklim.

Baca Juga :  Lowongan Kerja Migas di PT Radiant Utama Interinsco Tbk Lulusan D3 S1 Semua Jurusan Sebagai Staff Admin Project!

Hal ini memperlihatkan kompleksitas dalam memilih bahan baku untuk baterai listrik, di mana setiap opsi memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.

Dalam konteks ini, penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk mencari solusi terbaik yang memenuhi kebutuhan daya tahan, keberlanjutan, dan performa mobil listrik.

Nikel masih mendominasi pasar baterai listrik, perdebatan mengenai pilihan bahan baku terus berkembang dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan industri kendaraan listrik.***

Berita Terkait

Letusan Gunung Dukono Capai 346 Kali, Masyarakat Diminta Waspada
Pemerintah Rencanakan Perubahan Mekanisme Pengangkatan Guru Honorer Jadi ASN Mulai 2025
Startup Indonesia Dominasi ASEAN Digital Awards 2025, Raih 9 Penghargaan Internasional
ASN Boleh Berpoligami, Aktivis Perempuan Menilai Kebijakan Ini Merugikan Perempuan
Banjir Rendam 18 Desa di Pandeglang, Ribuan Rumah Tergenang
Belajar dari Glodok Plaza, Damkar Sarankan Gedung Punya Sertifikasi
Gunakan Skema Ponzi, Polisi Berhasil Ringkus Pelaku Arisan Bodong
Ziarah ke Makam Kiai Ageng Muhammad Besari: Tradisi, Silaturahmi, dan Nilai Sejarah di Ponorogo

Berita Terkait

Saturday, 18 January 2025 - 18:21 WIB

Pemerintah Rencanakan Perubahan Mekanisme Pengangkatan Guru Honorer Jadi ASN Mulai 2025

Saturday, 18 January 2025 - 18:15 WIB

Startup Indonesia Dominasi ASEAN Digital Awards 2025, Raih 9 Penghargaan Internasional

Saturday, 18 January 2025 - 18:07 WIB

ASN Boleh Berpoligami, Aktivis Perempuan Menilai Kebijakan Ini Merugikan Perempuan

Saturday, 18 January 2025 - 17:58 WIB

Banjir Rendam 18 Desa di Pandeglang, Ribuan Rumah Tergenang

Saturday, 18 January 2025 - 16:44 WIB

Belajar dari Glodok Plaza, Damkar Sarankan Gedung Punya Sertifikasi

Berita Terbaru