Julian, Masinis KRD Lokal yang Menjadi Salah Satu Korban Tabrakan Kereta di Cicalengka-SwaraWarta.co.id (Sumber: TribunNews) |
SwaraWarta.co.id – Dari insiden kecelakaan tabrakan kereta di Cicalengka, kabar tragis menghampiri warga Bukit Permata E-8 Nomor 3, RT 2/RW 22, Kelurahan Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Julian Dwi Setiyono, seorang masinis KRD lokal Bandung Raya, menjadi satu di antara tiga korban tewas dalam insiden tabrakan kereta api yang mengguncang petak Jalan Haurpugur-Cicalengka KM 181+700 pada Jumat, 5 Januari 2024.
Di depan rumah duka Julian, bendera kuning berkibar menandai kepergian pria berusia 28 tahun itu.
Dua karangan bunga ucapan belasungkawa memberi nuansa haru di sekitar tempat itu. Rumah duka yang juga milik orangtuanya menjadi saksi atas tragedi yang menimpa keluarga Setiyono.
Tedi, seorang tetangga Julian yang berusia 54 tahun, mengungkapkan kekagetannya mendengar kabar tersebut.
Awalnya, ia menyaksikan berita kecelakaan kereta di TV dan merasakan kegelisahan di hatinya. Pikirannya langsung terhubung dengan Pak Julian, masinis yang selalu menjadi bagian dari pemandangan sehari-hari.
Tedi menceritakam bahwa awalnya ia menonton berita di TV, dirinya melihat ada kecelakaan kereta. Memang di situ ia merasa ada perasaan cemas di hati, karena kepikiran tetangganya itu yang seorang masinis.
Tedi, mengenang momen saat pertama kali mendengar berita tragis tersebut.
Ketika mendapat kepastian bahwa Julian adalah salah satu korban, Tedi segera menuju rumah duka.
Suasana duka terasa begitu menyentuh dengan suara tangisan keluarga dan tetangga yang meramaikan tempat tersebut.
Ia melihat suasana haru yang dialami oleh keluarga Julian, terutama sang istri yang harus menerima kenyataan pahit kepergian suaminya.
Soal meninggalnya Julian, sudah dikonfirmasi kepastiannya oleh istri almarhum.
Tedi langsung datang lagi, istrinya sama keluarga sudah dibawa ke Cicalengka diantar tetangga yang lain-lainnya.
Tetangganya itu menggambarkan momen haru di rumah duka.
Warga sekitar juga merasakan kepedihan yang sama. Mereka bergotong-royong dalam persiapan kedatangan jenazah Julian.
Satu per satu, warga datang ke kediaman keluarga Setiyono untuk mengucapkan belasungkawa. Suasana haru dan duka menyelimuti lingkungan yang sebelumnya dipenuhi keceriaan.
“Warga masih menunggu mau memasang tenda. Sudah banyak yang datang, di rumah hanya ada ibunya. Soalnya istri, adiknya, sama tetangga yang lain di Cicalengka. Rencana dimakamkan di sini,” ujar Tedi, menggambarkan kekompakan warga dalam menghadapi duka yang menimpa salah satu anggota komunitas mereka.
Rencananya, Julian akan dimakamkan di TPU Cilame, dekat pusara ayahnya.
Pemakaman tersebut menjadi momen perpisahan terakhir bagi keluarga dan teman-teman Julian.
Prosesi pemakaman akan menjadi momen penghormatan terakhir untuk seorang masinis yang dengan penuh dedikasi menjalankan tugasnya membawa kereta api di Bandung Raya.
Seiring kabar duka ini menyebar, solidaritas dan dukungan dari masyarakat sekitar semakin terasa.
Semua berusaha memberikan kekuatan kepada keluarga Setiyono untuk menghadapi cobaan ini.
Julian Dwi Setiyono, masinis yang telah memberikan kontribusi bagi perjalanan kereta api, akan terus dikenang sebagai sosok yang meninggalkan kepedulian dan pengabdian di balik setir lokomotif.***