Gunung Marapi Erupsi Lagi, Status Waspada-SwaraWarta.co.id (Sumber: RRI) |
SwaraWarta.co.id – Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus pada Minggu (14/1/2024) pukul 09.56 WIB, menunjukkan sejumlah aktivitas vulkanik yang signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Abu vulkanik terangkat hingga ketinggian 1.300 meter di atas puncaknya, mencapai level tertinggi selama 6 minggu terakhir setelah letusan fatal sebelumnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa Gunung Marapi meletus dua kali pada pukul 03.37 waktu setempat pada hari yang sama.
Sebagai respons, masyarakat diminta untuk melakukan evakuasi dengan menjauhkan diri setidaknya 4,5 kilometer dari pusat letusan, mengingat potensi aliran lahar di sungai dan lembah.
Dalam upaya pencegahan penyakit pernapasan, warga juga diimbau untuk menggunakan masker jika hujan abu turun.
Dilansi dari Reuters, melaporkan, “Jika terjadi hujan abu, kami mengimbau warga juga menggunakan masker untuk mencegah penyakit pernapasan.”
Mengingat kondisi tersebut, langkah-langkah keselamatan ditekankan oleh pihak berwenang, dengan fokus pada evakuasi dan perlindungan kesehatan masyarakat.
Gunung Marapi telah menunjukkan tingkat aktivitas yang meningkat, dan keamanan warga menjadi prioritas utama.
Peristiwa serupa sebelumnya terjadi pada bulan Desember, ketika lebih dari 20 orang tewas akibat letusan Gunung Marapi yang memuntahkan awan abu kelabu setinggi 3 km.
Letusan tersebut menyadarkan akan tingkat risiko yang terkait dengan gunung berapi paling aktif di Sumatera.
Indonesia, terletak di “Cincin Api Pasifik,” sebuah wilayah dengan aktivitas seismik tinggi di atas beberapa lempeng tektonik, sering menghadapi tantangan bencana alam.
Kondisi ini menuntut kewaspadaan yang tinggi dan perencanaan mitigasi bencana yang efektif.
Abu vulkanik dari letusan terbaru hari Minggu menutupi sejumlah rumah, kendaraan, dan tenda evakuasi yang didirikan oleh badan bencana setempat.
Sebagai respons, warga mendatangi fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan pernapasan, dan pihak berwenang mendistribusikan masker guna melindungi kesehatan pernapasan masyarakat.
Pentingnya koordinasi antarinstansi dan kesiapan infrastruktur dalam menghadapi bencana alam menjadi sorotan, terutama di daerah rawan seperti Sumatera Barat.
Evakuasi yang efisien dan penanganan kesehatan yang cepat menjadi kunci dalam menghadapi dampak bencana vulkanik.
Dalam mengatasi tantangan ini, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi bantuan menjadi krusial.
Bencana alam membutuhkan respons yang terkoordinasi dan tanggap dari semua pihak terkait untuk meminimalkan kerugian manusia dan merestorasi kehidupan masyarakat setelah peristiwa bencana.
Pada akhirnya, peristiwa letusan Gunung Marapi di Sumatera Barat menjadi pengingat akan kompleksitas tantangan bencana alam di wilayah tersebut dan pentingnya persiapan serta mitigasi yang berkelanjutan dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.***