Gempa Guncang Selatan Bali 5,6 Magnitudo-SwaraWarta.co.id (Sumber: Antara) |
SwaraWarta.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa bumi dengan magnitudo 5,6 di Samudera Hindia selatan Bali dan memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari hasil pemetaan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hal itu disampaikan oleh Daryono, selaku Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, di Jakarta pada hari Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini, dengan magnitudo 5,5, terjadi pada koordinat 11,56 derajat lintang selatan dan 113,36 derajat bujur timur, tepatnya di laut, 370 km arah barat daya Kuta Selatan, Bali, pada kedalaman 10 km.
Ia juga menjelaskan bahwq dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas deformasi batuan di luar zona subduksi.
Ia menambahkan bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Gempa yang terjadi pada pukul 16.33.17 WIB itu dirasakan di daerah Kuta, Mataram, dan Lombok Barat dengan skala intensitas III MMI (modified mercally intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seperti truk berlalu.
Gempa juga dirasakan di daerah Denpasar dan Gianyar dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Daryono menyampaikan hingga pukul 16.50 WIB, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Daryono mengimbau dengan menyarankan untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal warga agar cukup tahan gempa, atau setidaknya ada mengecek ada tidak ya kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum para warga kembali ke dalam rumah,.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dalam menghadapi peristiwa seismik, informasi yang tepat waktu dan akurat dari otoritas sangat penting untuk membimbing respons masyarakat.
Penekanan BMKG pada karakteristik gempa bumi, potensi dampak, dan langkah-langkah keselamatan mencerminkan komitmen lembaga tersebut terhadap keselamatan publik.
Meskipun gempa itu sendiri tidak memicu tsunami, peringatan untuk menilai dan memperkuat keamanan bangunan menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan di daerah yang rentan terhadap aktivitas seismik.
Tidak adanya gempa susulan, sejauh pemantauan terakhir, memberikan sedikit kepastian kepada masyarakat yang terkena dampak.
Dalam situasi peristiwa alam seperti ini, kerjasama masyarakat, kepatuhan terhadap pedoman keselamatan, dan ketergantungan pada informasi yang diverifikasi berkontribusi secara signifikan untuk meminimalkan risiko dan memastikan proses pemulihan yang cepat.
Komunikasi proaktif BMKG menjadi sumber daya berharga bagi masyarakat untuk mengatasi situasi ini dengan kesadaran dan tanggap darurat bila terjadi kondisi yang tidak diinginkan.***