FX Hadi Pertanyakan Konsistensi Ucapan Dukungan Jokowi-SwaraWarta.co.id (Sumber: Kompas) |
SwaraWarta.co.id – Dalam menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai keberpihakan presiden dalam Pemilu 2024, Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, menyuarakan kebingungannya terhadap konsistensi Jokowi dalam menyikapi pemilu kali ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski aturan memperbolehkan presiden terlibat dalam kampanye, Rudy merasa pernyataan Jokowi tidak sesuai dengan sikap netral yang selama ini ditunjukkan oleh presiden tersebut.
Rudy mempertanyakan konsistensi Jokowi, mengingat beliau tidak pernah secara tegas menyatakan dukungannya kepada salah satu pasangan calon yang berkompetisi di Pilpres 2024.
Ia menyoroti perubahan sikap dari netralitas menjadi keterlibatan langsung dalam kampanye, menimbulkan pertanyaan, “Kalau Presiden ikut kampanye, memihak, kenapa kemarin ngendika (bilang) netral?”
Selain itu, Rudy membandingkan sikap Jokowi dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang dianggapnya memiliki konsistensi dalam menyatakan sikap.
Rudy memuji Megawati karena sikapnya yang tegas dan konsisten, seperti menolak perpanjangan tiga periode karena dianggap tidak sesuai dengan amanat reformasi dan melanggar konstitusi.
Meskipun Jokowi menyatakan bahwa seorang presiden boleh memihak dan berkampanye dalam pilpres selama mengikuti aturan waktu kampanye dan tidak menggunakan fasilitas negara, Rudy tetap meragukan konsistensi presiden.
Ia menegaskan pertanyaannya, “Hari ini netral, besok ikut kampanye. Memihak. Ini yang diikuti yang mana?”
Pernyataan Jokowi merespons kritik terhadap menteri-menteri yang ikut berkampanye dalam Pilpres 2024.
Meski menegaskan bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye, Jokowi menekankan bahwa yang paling penting adalah tidak menggunakan fasilitas negara selama kampanye.
Dalam konteks ini, Jokowi juga menegaskan bahwa seorang presiden tidak hanya pejabat publik tetapi juga memiliki status sebagai pejabat politik.
Meskipun demikian, pernyataan ini belum mampu meredakan kekhawatiran Rudy terkait konsistensi sikap Jokowi.
Sebagai simpulan, perbedaan sikap antara Jokowi dan Megawati dalam menyikapi Pilpres 2024, seolah menjadi sorotan Rudy.
Sementara Jokowi meyakini bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye, Rudy menyoroti ketidaksesuaian pernyataan tersebut dengan sikap netral yang seharusnya dipegang oleh seorang presiden.
Dalam dinamika politik yang semakin memanas, pertanyaan konsistensi dan netralitas ini menjadi aspek penting yang terus dipertanyakan oleh berbagai pihak.***