Ekuador Genting, Polisi Setempat Siaga-SwaraWarta.co.id (Sumber: Reuters) |
SwaraWarta.co.id – Ekuador berada dalam keadaan genting setelah para pria bertopeng bersenjata dan membawa bahan peledak menyerbu stasiun televisi TC di kota Guayaquil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun terdengar suara tembakan selama siaran langsung, untungnya tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
CNN International menyebutkan bahwa penyusup bertopeng, yang mencapai total 13 orang, telah ditangkap oleh pihak berwenang dan akan dihadapkan pada tuduhan terorisme.
Saat kejadian, mereka berteriak memiliki bom, menciptakan ketegangan selama sekitar 20 menit siaran.
Pemerintah Ekuador, di bawah kepemimpinan Presiden Daniel Noboa, telah menetapkan keadaan darurat selama 60 hari sebagai respons terhadap eskalasi kekerasan, termasuk penyanderaan penjaga di penjara dan pelarian pemimpin geng narkoba Los Choneros.
Presiden Noboa, yang menjabat sejak November 2023, menyatakan 22 geng sebagai organisasi teroris dan memfokuskan upaya militer untuk menanggulangi masalah ini.
Namun, belum ada informasi resmi tentang siapa yang berada di balik serangan terhadap stasiun televisi.
Dalam pengumuman yang direvisi pada hari Selasa, Noboa mengakui adanya “konflik bersenjata internal” dan menyebut hampir dua lusin geng, termasuk Los Choneros, sebagai kelompok teroris yang menjadi sasaran militer.
Insiden ini mencerminkan dampak besar yang dihasilkan dari keputusan pemerintah pusat terhadap struktur kriminal.
Laksamana Jaime Vela, kepala komando gabungan angkatan bersenjata, menyatakan bahwa tindakan dan keputusan tersebut dapat menciptakan gelombang kekerasan yang menakut-nakuti masyarakat.
Kerusuhan di Ekuador juga telah memicu respons dari negara-negara tetangga. Pemerintah Peru mengumumkan keadaan darurat di sepanjang perbatasannya dengan Ekuador sebagai tindakan preventif.
Sementara itu, Brasil, Kolombia, dan Chili menyatakan dukungan terhadap pemerintah Ekuador dalam menangani situasi yang memanas.
Pemerintah Ekuador mencoba menanggapi eskalasi kekerasan dengan rencana pembangunan penjara baru berkeamanan tinggi dan pemindahan pemimpin geng yang dipenjara.
Namun, keputusan ini dianggap sebagai pemicu terjadinya kerusuhan, mengingat sejarah pemindahan pemimpin geng yang sering kali berujung pada kekerasan dalam beberapa tahun terakhir.
Situasi ini menunjukkan kompleksitas dalam menangani tantangan keamanan dan kriminalitas di tingkat nasional.
Keputusan pemerintah, seperti yang diambil oleh Presiden Noboa, dapat memiliki konsekuensi yang luas dan memicu respons yang sulit diprediksi di masyarakat.
Dengan berbagai dinamika ini, kekhawatiran terhadap keamanan dan stabilitas di Amerika Selatan semakin meningkat.
Masyarakat internasional menyaksikan perkembangan ini dengan cemas, sementara pemerintah negara-negara tetangga terus memantau dan merespons situasi yang berkembang di Ekuador.***