Kerusakan Akibat Gempa-SwaraWarta.co.id – (Sumber: Detik) |
SwaraWarta.co.id – Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang pantai Laut Jepang, menewaskan setidaknya empat orang dan memicu peringatan tsunami serta kebakaran di Ishikawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah Ishikawa mengkonfirmasi jumlah korban tewas pada Selasa.
Rincian kerusakan akibat gempa yang terjadi pada Senin pukul 16:10 waktu setempat masih belum diketahui.
Enam orang dilaporkan terkubur hidup-hidup di bawah reruntuhan rumah.
Meskipun gempa berkekuatan maksimum 7 skala intensitas seismik, pembangkit listrik nuklir di Shika Ishikawa tidak mengalami kerusakan signifikan.
Badan Meteorologi Jepang memperingatkan potensi tsunami setinggi tiga meter di Semenanjung Noto di Ishikawa, tetapi peringatan tersebut kemudian diturunkan.
Kota tua Wajima dilanda kebakaran, menyebabkan laporan bangunan yang runtuh dan lebih dari 10 bangunan terbakar.
Seorang warga menyaksikan asap hitam membubung dari pasar dengan tinggi mencapai 500 meter.
Lebih dari 30 orang terluka di Ishikawa dan prefektur lainnya, sementara sekitar 32.000 rumah kehilangan aliran listrik.
Gempa dirasakan dari Hokkaido hingga Kyushu, memaksa penangguhan seluruh operasi cepat kereta api dan pembatalan 25 penerbangan.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan pihaknya terus mengumpulkan informasi dan memberikan pertolongan.
Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jepang memerintahkan lebih dari 97.000 warga untuk mengungsi di sembilan prefektur.
Pihak berwenang melaporkan evakuasi sekitar 1.000 orang ke pangkalan Pasukan Bela Diri Udara di Wajima.
Layanan Tokaido Shinkansen JR Central dihentikan sebentar setelah sistem mendeteksi gempa, menyebabkan penundaan dan dampak pada sekitar 100.000 orang.
Negara tetangga seperti Korea Utara, Korea Selatan, dan Rusia juga mengeluarkan peringatan serupa untuk wilayah pesisir timur mereka.
Gempa terjadi sekitar 30 kilometer timur-timur laut Wajima, dengan kedalaman 16km.
Pemerintah Jepang bekerja keras untuk memberikan bantuan, sementara Badan Cuaca memantau potensi gempa susulan.
Situasi ini mengingatkan pada krisis nuklir Fukushima 2011, yang diawali oleh gempa dan tsunami dengan skala 9.0.
Kantor Otoritas Regulasi Nuklir melaporkan tidak ada kerusakan signifikan di pembangkit listrik tenaga nuklir terdekat.
Dengan kerusakan yang belum sepenuhnya teridentifikasi, pihak berwenang dan relawan terus bekerja untuk memberikan bantuan dan memastikan keselamatan warga.
Guncangan dan kebakaran telah merusak infrastruktur dan menyebabkan kepanikan di sejumlah wilayah, menciptakan suasana duka di tengah peringatan Tahun Baru di seluruh negeri.
Sementara Jepang berjuang mengatasi dampak gempa, solidaritas dan dukungan internasional menjadi kunci dalam membantu pemulihan negara ini dari bencana alam yang memilukan.***