Terowongan Tol Cisumdawu Retak Pasca Gempa-SwaraWarta (Sumber: BeritaSatu.com) |
SwaraWarta.co.id – Pada penghujung tahun 2023, Kabupaten Sumedang diguncang oleh tiga rentetan gempa bumi yang dikabarkan menyebabkan keretakan di beberapa lokasi kritis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gempa tersebut, dengan magnitudo masing-masing, menyebabkan kerusakan pada Terowongan Ganda Tol Cisumdawu dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.
Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengungkapkan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang telah melakukan kaji cepat situasi dan memetakan dampak kerusakan.
Laporan visual menunjukkan kerusakan ringan hingga sedang terutama di daerah Babakan Hurip, Sumedang.
Gempa berkekuatan 4.8 menyebabkan keretakan di dinding Terowongan Kembar Tol Cisumdawu.
Meskipun pihak pengelola melakukan asesmen dan tindakan, keretakan tersebut tidak mengganggu lalu lintas dan kondisi masih terkendali.
Di sisi lain, RSUD Kecamatan Sumedang Selatan mengalami kerusakan ringan pada langit-langit dan dinding, memaksa pemerintah setempat untuk mengevakuasi pasien dan petugas sebagai tindakan antisipatif.
Selama periode pergantian tahun, tercatat tiga kali gempa bumi di Sumedang.
Dengan magnitudo masing-masing, gempa-gempa ini terjadi pada berbagai waktu, menciptakan ketegangan di wilayah tersebut.
Analisis BMKG dan Badan Geologi Kementerian ESDM menunjukkan bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif Cileunyi – Tanjungsari.
Sesar Cileunyi – Tanjungsari, yang merupakan sesar mendatar mengiri, tersebar mulai dari selatan Desa Tanjungsari hingga lembah Sungai Cipeles.
Laju geser sesar ini berkisar antara 0,19 – 0,48 mm/tahun, menjadi penyebab utama peristiwa gempa bumi di Sumedang.
Badan Geologi menarik kesimpulan ini berdasarkan posisi lokasi pusat gempa dan kedalaman dari data BMKG.
Kerusakan akibat gempa tidak hanya terbatas pada infrastruktur, namun juga merambah rumah dan sekolah.
Dampak visual dari kerusakan tersebut memerlukan perhatian serius dari pihak berwenang untuk mengkoordinasikan upaya pemulihan.
Pemerintah Kabupaten Sumedang dihadapkan pada tugas menyeluruh untuk memastikan keamanan masyarakat dan infrastruktur setelah serangkaian gempa bumi tersebut.
Upaya pemantauan dan mitigasi risiko harus ditingkatkan di wilayah ini, termasuk sistem peringatan dini yang lebih efektif dan rencana tanggap darurat yang lebih terstruktur.
Selain itu, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut terkait struktur bangunan dan infrastruktur kritis untuk memastikan kekuatan dan daya tahan mereka terhadap gempa bumi di masa mendatang.
Dalam situasi ini, kolaborasi antarlembaga dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting.
Edukasi mengenai perilaku aman saat terjadi gempa juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian jiwa.
Sumedang harus memanfaatkan pengalaman ini sebagai pelajaran berharga untuk membangun kembali dengan lebih tahan gempa dan mampu menghadapi ancaman bencana alam.
Dengan bencana alam seperti gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja, kesiapan dan resiliensi komunitas menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatif.
Peningkatan infrastruktur, koordinasi antarlembaga, serta kesadaran dan kesiapan masyarakat akan menjadi pondasi yang kuat untuk melindungi Sumedang dari ancaman gempa bumi di masa depan.***