Pelaksanaan Prinsip Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran yang Berkesinambungan. |
SwaraWarta.co.id – Bagaimana pelaksanaan prinsip penyusunan alur tujuan pembelajaran yang berkesinambungan yan baik dan terarah?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bayangkan proses belajar layaknya mendaki gunung. Setiap
langkah menapaki lereng, kita semakin dekat dengan puncak pengetahuan.
Namun, tanpa jalur yang jelas, pendakian bisa terasa melelahkan
dan membingungkan.
Inilah pentingnya alur tujuan pembelajaran yang
berkesinambungan, sebuah peta jalan yang menerangi arah belajar dan memastikan
tiap langkah bermakna.
Prinsip penyusunan alur tujuan pembelajaran yang berkesinambungan pada dasarnya adalah merangkai kompetensi demi kompetensi
dengan urutan yang logis dan bertahap.
Mirip anak tangga, satu kompetensi menjadi landasan untuk
menapaki kompetensi berikutnya. Dengan begitu, pengetahuan terserap semakin
dalam dan keterampilan tumbuh semakin kokoh.
Penerapan prinsip ini tidak terkungkung oleh satu model
kaku. Guru, sebagai ahli pandu belajar, memiliki keleluasaan merancang alur
yang relevan dengan karakteristik siswa dan lingkungan belajar.
Berikut Beberapa Langkah Kunci Bagaimana Pelaksanaan Prinsip
Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran yang Berkesinambungan:
- Menatap Puncak
Mengidentifikasi Tujuan Akhir. Sebelum melangkahkan kaki,
tentukan terlebih dahulu puncak yang ingin didaki.
Pahami capaian pembelajaran
jangka panjang yang diharapkan. Apakah siswa nanti mampu menganalisis teks
kompleks? Merancang proyek penelitian? Pemetaan tujuan akhir ini memandu
pemilihan dan penataan anak tangga selanjutnya.
- Membagi Jalur
Mendesain Kompetensi Bertahap. Bayangkan lereng gunung
terbagi menjadi beberapa ketinggian. Begitu pula, kompetensi dipecah menjadi
sub-kompetensi yang spesifik dan terukur.
Setiap anak tangga, atau
sub-kompetensi, harus menjadi batu pijakan kokoh untuk meraih tingkat
selanjutnya.
- Merajut Benang Antar
Anak Tangga
Menjalin Keterhubungan. Pastikan tiap anak tangga tidak
terisolasi. Jalinlah benang keterhubungan antar sub-kompetensi.
Ini bisa
diwujudkan dalam pemilihan materi dan metode pembelajaran yang saling mengisi.
Misalnya, pengenalan kosakata baru pada anak tangga pertama dapat dimanfaatkan
untuk menulis kalimat sederhana pada anak tangga berikutnya.
- Menikmati Pemandangan
Mensisipi Kebermaknaan. Perjalanan menapaki anak tangga
bukan sekadar kewajiban. Sisipkanlah aktivitas dan materi yang memantik rasa
ingin tahu dan keterlibatan siswa.
Gunakan pendekatan berbasis masalah, proyek,
atau penelusuran fenomena, sehingga pencapaian kompetensi terasa nyata dan
bermakna.
- Menyesuaikan Irama
Melihat Kemajuan Siswa. Tidak semua pendaki memiliki
kecepatan yang sama. Evaluasi berkala penting untuk memastikan alur sesuai
dengan capaian dan kesulitan siswa.
Jangan ragu beradaptasi, melompati anak
tangga yang sudah dikuasai, atau menambahkan anak tangga baru untuk memperkuat
landasan pengetahuan.
Menyusun alur tujuan pembelajaran yang berkesinambungan
bukanlah formula kaku. Kreativitas, fleksibilitas, dan kepekaan terhadap
kebutuhan siswa menjadi kunci keberhasilannya.
Dengan alur yang tepat, proses
belajar tidak lagi terasa seperti mendaki gunung yang melelahkan, melainkan
petualangan seru menuju puncak pengetahuan yang gemilang.