Setelah Dinyatakan Hilang, Mahasiswa IPB Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu-SwaraWarta.co.id (Sumber: Detik) |
SwaraWarta.co.id – Diberitakan bahwa Galang Edhi Swasono, seorang mahasiswa berusia 20 tahun dari Institut Pertanian Bogor (IPB), mengalami kejadian tragis ketika ditemukan meninggal dunia di Pulau Sempu, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan informasi dari Kepala Kantor SAR Surabaya, Muhamad Hariyadi, mayat Galang ditemukan oleh seorang nelayan di Teluk Semut sekitar pukul 07.30 WIB.
Proses evakuasi berjalan dengan lancar, dan jenazah Galang berhasil dievakuasi ke Pantai Sendangbiru sekitar pukul 07.50 WIB.
Selanjutnya, jenazah tersebut dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syaiful Anwar Kota Malang untuk ditangani lebih lanjut oleh petugas yang berwenang sebelum akhirnya diserahkan kepada keluarga.
Galang Edhi Swasono hilang pada tanggal 27 Desember 2023, di Blok Telaga Lele, kawasan Pulau Sempu.
Sebagai mahasiswa jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata IPB, Galang sedang melakukan penelitian di Pulau Sempu.
Ia meninggalkan rombongan pada pukul 09.00 WIB dan seharusnya kembali bersama rombongan penelitian pada pukul 11.00 WIB.
Namun, hingga pukul 11.30 WIB, Galang Edhi tidak muncul.
Pencarian dimulai setelah tim peneliti di Pulau Sempu memutuskan untuk mencari Galang yang tidak kembali sesuai jadwal.
Meskipun upaya pencarian dilakukan sejak malam hari, Galang tidak ditemukan hingga pukul 23.00 WIB. Kejadian ini kemudian dilaporkan pada tanggal 28 Desember 2023.
Pulau Sempu, yang terletak di wilayah Malang selatan, Jawa Timur, merupakan kawasan suaka alam dan memiliki status cagar alam sejak tahun 1928.
Administratifnya berada di Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Pulau Sempu dianggap sebagai cagar alam karena keunikan alam dan kekayaan hayati yang dimilikinya.
Dalam proses pencarian korban yang dilaporkan hilang, tim SAR gabungan melakukan pencarian di perairan laut sekitar Pulau Sempu menggunakan perahu jukung Basarnas dan perahu nelayan setempat.
Secara bersamaan, tim pencarian darat menyisir sekitar telaga Lele di Pulau Sempu.
Informasi mengenai kejadian hilangnya Galang juga disebarkan kepada nelayan yang beraktivitas di sekitar Pulau Sempu, dengan harapan dapat mempercepat proses evakuasi.
Pulau Sempu, selain dikenal sebagai cagar alam, juga memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan yang tinggi.
Menurut data Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur tahun 2009, terdapat 314 jenis tumbuhan di pulau tersebut.
Pulau yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia ini menjadi destinasi penelitian dan konservasi alam yang penting.
Kepulauan seringkali menjadi tempat eksplorasi ilmiah bagi para peneliti, seperti yang dilakukan oleh Galang Edhi Swasono.
Namun, kejadian ini juga mengingatkan kita akan risiko dan tantangan yang dapat dihadapi di lingkungan alam yang belum sepenuhnya terjamah.
Pencarian Galang tidak hanya melibatkan tim SAR laut, tetapi juga tim darat yang menyisir area sekitar telaga Lele.
Kondisi geografis Pulau Sempu, yang terletak di wilayah Malang selatan dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, menambah kompleksitas dalam upaya pencarian.
Selain itu, statusnya sebagai kawasan suaka alam menjadikan pulau ini memiliki kebijakan khusus terkait konservasi alam dan penelitian.
Kehilangan seorang mahasiswa seperti Galang Edhi Swasono bukan hanya duka bagi keluarga dan teman-temannya, tetapi juga bagi komunitas akademis dan pecinta alam.
Kepergiannya menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam setiap ekspedisi penelitian, serta perlunya kewaspadaan ekstra di lingkungan alam yang mungkin memiliki tantangan tak terduga.
Pulau Sempu, dengan kekayaan alam dan keanekaragaman hayatinya, menjadi aset berharga bagi konservasi dan penelitian ilmiah.
Penetapan sebagai cagar alam sejak 1928 adalah langkah penting dalam menjaga ekosistemnya.
Semoga kejadian ini dapat menjadi momentum untuk lebih memperhatikan protokol keamanan dalam setiap kegiatan penelitian di alam terbuka, sehingga risiko kehilangan semacam ini dapat diminimalkan.
Kepergian Galang Edhi Swasono mengingatkan kita akan fragilitas manusia di tengah keindahan alam.
Semoga keluarga dan teman-temannya dapat menemukan kekuatan dan dukungan satu sama lain dalam menghadapi kehilangan ini.
Selamat jalan, Galang Edhi Swasono. Semoga kedamaian menyertaimu di perjalanan selanjutnya.***