Potret pengungsi rohingnya (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Petugas telah memindahkan 135 pengungsi Rohingya dari teras Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh ke lahan perkemahan Pramuka di Kabupaten Pidie.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, 135 pengungsi Rohingya yang baru tiba pada Minggu (10/12) dipindahkan oleh warga ke kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh.
Namun, warga setempat menolak keberadaan pengungsi Rohingya tersebut dan mengantarkan mereka ke Kantor Gubernur Aceh sebagai bentuk penolakan.
Setelah menunggu keputusan, pengungsi Rohingya akhirnya ditempatkan di lahan perkemahan Pramuka di Pidie oleh Pj Bupati Aceh Besar, Iswanto.
“Segera ditempatkan di camp pramuka oleh satgas provinsi,” ujar Iswanto.
Pengungsi tersebut akan didiskusikan oleh petugas kepolisian dan satgas pengungsi Pemerintah Aceh bersama dengan badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR).
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly berharap pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta badan PBB dapat mencari solusi yang tepat terkait pengungsi imigran Rohingya tersebut.
“Kita berharap pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dan tentunya IOM dan UNHCR bersama-sama dengan kita mencari solusi yang tepat. Mereka juga adalah korban-korban,” ujar Yasonna dalam peringatan HAM.
Dia juga menyadari bahwa perbedaan budaya dapat menimbulkan kegelisahan di tengah masyarakat Indonesia, termasuk Rohingya.
“Di kita ini sekarang ada hampir 13 ribuan pengungsi; Afghanistan, Iran, terakhir Rohingya. Memang ini adalah sindikat, sudah ditangkap oleh polisi. Kita harapkan juga ini bisa kita hindarkan di kemudian hari,”
“Karena mereka juga korban-korban dari para mafia-mafia yang membawa mereka, menjual harta bendanya, kemudian datang kemari dengan ditawarkan kehidupan yang lebih layak,” sambungnya.