Leuweung Sancang, Diyakini Tempat Moksa-nya Prabu Siliwangi-SwaraWarta.co.id (Sumber: Digarut.com) |
SwaraWarta.co.id – Hutan Sancang, atau yang dikenal sebagai Leuweung Sancang berada di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kawasan ini meliputi wilayah seluas sekitar 3.000 hektar. Secara umum, Leuweung Sancang terdiri dari dataran hutan yang luas, akan tetapi terdapat tebing curam di sebagian pesisir pantai, khususnya di wilayah Karang Gajah di sebelah timur.
Kawasan ini menarik perhatian dengan keindahan hutan yang alami, ekosistem unik, dan pemandangan alam yang memukau.
Bagi masyarakat Sunda, Leuweung Sancang bukan hanya hutan yang lestari, tetapi juga merupakan bagian dari keindahan alam yang istimewa.
Meskipun demikian, Leuweung Sancang dipercayai sebagai wilayah keramat yang dirimbuni oleh beragam cerita misteri dan legenda menarik.
Salah satunya adalah legenda Prabu Siliwangi, di mana masyarakat Sunda meyakini bahwa Hutan Sancang adalah salah satu tempat yang dihuni oleh Prabu Siliwangi.
Konon, di dalam hutan ini, Prabu Siliwangi menjalankan tapa brata untuk menimba ilmu kedidayaan dan mendalami kesaktian.
Dalam keyakinan yang berkembang di masyarakat, Hutan Sancang dianggap sebagai tempat terakhir yang dikunjungi Prabu Siliwangi saat ngahiang atau menjalani moksa.
Moksa, yang merupakan tahap akhir dalam siklus kematian dan kelahiran kembali, menjadi tujuan akhirnya di tempat ini.
Keyakinan masyarakat Sunda menyatakan bahwa Prabu Siliwangi menjalani moksa setelah menyelesaikan tugas-tugasnya di dunia ini.
Konsep ini sejalan dengan ajaran Penganut Agama Leluhur, yang menekankan pembebasan atau pelepasan diri dari ikatan duniawi sebelum kembali kepada Sang Pencipta.
Hutan Sancang dianggap sebagai tempat yang istimewa dan keramat, di mana Prabu Siliwangi, sosok karuhun masyarakat Sunda, dihormati.
Misteri lain yang menyelimuti Hutan Sancang adalah keberadaan Maung Sancang, di mana harimau sebagai binatang buas menjadi teka-teki menarik di dalamnya.
Menurut cerita yang tersebar luas, Hutan Sancang dianggap sebagai tempat di mana para prajurit yang setia kepada Prabu Siliwangi berubah wujud menjadi maung atau harimau.
Setelah Prabu Siliwangi menjalani ngahiang atau moksa, para prajurit tersebut bermetamorfosis menjadi harimau dan menjadi penghuni tetap Hutan Sancang.
Maung Sancang dianggap sebagai penjaga setia kawasan tersebut, dan kehadirannya tidak terungkap kapan saja.
Maung Sancang dikatakan muncul dan menampakkan diri hanya ketika Prabu Siliwangi hadir.
Selain itu, mereka dapat muncul jika dipanggil oleh individu dengan tingkat ilmu yang tinggi melalui pelaksanaan ritual-ritual khusus.
Sementara itu, misteri Kayu Kaboa Sancang juga menjadi sorotan, di mana pohon langka ini hanya tumbuh dan berada di tepi pantai Hutan Sancang.
Pohon Kayu Kaboa menampilkan keunikan dengan tidak pernah tumbuh lebih besar dari ukuran betis manusia, meskipun usianya telah lama dan tua.
Menurut cerita yang beredar, pohon ini konon merupakan jelmaan dari pasukan lain ketika Prabu Siliwangi menjalani moksa di Hutan Sancang.
Kisah ini mengaitkan pohon Kayu Kaboa Sancang secara erat dengan dunia mistis.
Bagi para ahli supranatural, kayu Kaboa Sancang dianggap sebagai jimat atau pusaka sakti yang sangat dicari.
Mereka meyakini bahwa setiap ruas kayu menyimpan kekuatan dalam bentuk harimau gaib.
Siapa pun yang memiliki kayu Kaboa dan merawatnya dengan baik diyakini akan ditemani oleh harimau penunggu kayu Kaboa, yang selalu setia menjaga dan mendampingi di mana pun berada.
Keberadaan hutan dan peran fungsinya memberikan berbagai manfaat tidak hanya bagi manusia, tetapi juga untuk semua makhluk hidup dan alam semesta.
Sampai saat ini Leuweung Sancang masih menyimpan misteri meski peradaban modern mulai menggerusnya perlahan.***