Hal-Hal Menarik Gunung Salak Bogor-SwaraWarta.co.id (Sumber: Radar bogor) |
SwaraWarta.co.id – Gunung Salak ditutup untuk sementara waktu karena adanya aktivitas vulkanologi yang muncul di gunung tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini membuat aktivitas pendakian dihentikan untuk waktu tak terbatas hingga keadaan kembali normal.
Bicara soal Gunung Salak, beberapa hal menarik menyertai sejarah keberadaan gunung yang ada di perbatasan Bogor dan Sukabumi ini.
Gunung Salak, terletak di antara Bogor dan Sukabumi, memikat para penjelajah dengan pesona alamnya dan sejarah kaya di lerengnya.
Dari puncak tinggi hingga bekas letusan bersejarah, setiap bagian Gunung Salak menyimpan cerita yang menarik.
Sebagai destinasi yang kaya keanekaragaman hayati, Gunung Salak bukan hanya tantangan bagi pendaki, melainkan juga penjaga alam unik di Pulau Jawa.
Puncak tertinggi, Puncak Salak I, setinggi 2.211 meter di atas permukaan laut, menawarkan pemandangan memukau yang tak terpisahkan dari sejarah geologis yang mengagumkan.
Letusan bersejarah dari abad ke-16 hingga letusan terakhir tahun 1938 di Kawah Cikuluwung Putri memberi ciri khas pada karakter Gunung Salak.
Di antara keindahan alam dan warisan sejarah letusan, gunung ini juga menjadi tempat bagi keanekaragaman hayati yang memukau, menjadikannya destinasi alam yang ajaib.
Dalam kerumitan sejarah Gunung Salak, terdapat fakta menarik mengenai asal-usul namanya yang membawa keunikan tersendiri.
Meskipun banyak yang mungkin mengira bahwa nama “Salak” terkait dengan buah salak, kenyataannya sangat berbeda.
Nama ini tidak sekadar menunjukkan jenis tanaman, melainkan memiliki unsur mistis yang berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “salaka,” yang diterjemahkan sebagai “perak.”
Melalui makna ini, Gunung Salak tidak hanya menjadi simbol alam, tetapi juga mengandung kemungkinan bahwa setiap puncak dan lekuknya menyimpan rahasia sejarah dan kehidupan yang mungkin terlupakan.
Gunung Salak pernah menjadi saksi bisu perjalanan waktu sejak abad ke-16, menyimpan catatan jejak banyak letusan yang membentuk esensi dan karakternya.
Seiring berjalannya waktu, letusan terbesar pada tahun 1699 menciptakan momen dramatis dalam sejarah geologisnya.
Letusan magmatis ini tidak hanya merusak, tetapi juga membentuk kawah-kawah yang sekarang dikenal sebagai Kawah Ratu, Kawah Cikuluwung Putri, dan Kawah Hirup.
Jejak aktivitas vulkanis ini bukan hanya pemandangan dramatis, melainkan juga arsip hidup tentang bagaimana Gunung Salak berkembang menjadi apa yang kita saksikan hari ini.
Melintasi lerengnya bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan melintasi sejarah geologis yang kaya.
Gunung Salak, sebagai representasi keajaiban alam di Pulau Jawa, menjadi tempat tinggal bagi keanekaragaman hayati yang memukau.
Keseimbangan ekosistemnya mendukung lebih dari 232 jenis burung yang tercatat. Saat menjelajahi alam Gunung Salak, pengamat burung dapat menyaksikan elang Jawa yang indah, kehadiran ayam-hutan merah yang menarik, dan keunikan tringgiling yang melengkapi kekayaan biologis gunung ini.
Keberagaman hayati ini tidak hanya menarik bagi pecinta alam, tetapi juga memiliki nilai ekologis tinggi, menjadikan Gunung Salak sebagai lanskap yang berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati di Pulau Jawa.
Catatan hitam kecelakaan pesawat menjadi bayang-bayang yang mengiringi keindahan gunung ini.
Pada tahun 2012, tragedi melanda kawasan ini saat pesawat Sukhoi Superjet 100 mengalami kecelakaan yang merenggut banyak nyawa. Sayangnya, ini bukan kecelakaan pertama di Gunung Salak.
Sebelumnya, pada tahun 2002 dan 1992, insiden pesawat lain juga menyentuh kawasan ini dengan kecelakaan yang mengguncangkan.
Nuansa misteri dan aura berbahaya melingkupi gunung ini, menunjukkan bahwa kecantikan alamnya juga menyimpan peringatan tentang ketidakdugaan dan tantangan bagi mereka yang menjelajahinya.***