Cak Imin Soal Tak Lagi Dukung IKN Meski Ikut Acara Pemotongan Tumpeng-SwaraWarta.co.id (Sumber: Detik) |
SwaraWarta.co.id – Cak Imin, calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan, memberikan alasan perubahan sikap terkait dukungan terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pernyataannya muncul sebagai tanggapan atas komentar Gibran Rakabuming Raka yang menyebutnya tidak konsisten terhadap IKN.
Cak Imin menyatakan bahwa dukungan awal terhadap IKN didasari harapan akan masuknya investasi besar.
Cak Imin menjelaskan dengat tegas: “Dulu kami dukung IKN karena kami berharap ada investasi besar masuk, konsultannya saja Mantan Perdana Menteri Inggris, tapi tidak ada yang masuk. Apakah kami teruskan prioritas itu? Makanya kami evaluasi.”
Setelah evaluasi, Cak Imin menyimpulkan bahwa terdapat skala prioritas yang lebih mendesak daripada pembangunan IKN yang memerlukan dana besar.
Cak imin juga menjelaskan soal itu: “Kita butuh skala prioritas yang sungguh-sungguh, sementara Banjarmasin, Balikpapan kurang air, jalannya rusak, Pontianak membutuhkan penanganan, dan dananya tidak seberapa dibanding IKN. Makannya kita sampaikan adalah skala prioritas.”
Gibran Rakabuming Raka sebelumnya mencatat bahwa Cak Imin terlihat tidak konsisten karena ikut dalam pemotongan tumpeng pembangunan IKN di Kalimantan Timur. Pernyataan tersebut muncul dalam sesi debat Pilpres pada 22 Desember.
Menurut pemberitaan sebelumnya, KPU RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bersaing dalam Pilpres 2024.
Pernyataan Cak Imin mencerminkan pergeseran prioritas berdasarkan evaluasi terhadap kondisi daerah-daerah tertentu.
Keputusan untuk memprioritaskan penanganan masalah seperti kekurangan air di Banjarmasin, kerusakan jalan di Balikpapan, dan kebutuhan penanganan di Pontianak menjadi dasar untuk menarik dukungan terhadap IKN.
Dalam pandangan Cak Imin, skala prioritas menjadi kunci dalam pengambilan keputusan, dan pembangunan IKN tidak lagi menjadi fokus utama.
Poin ini menjadi bahan evaluasi terhadap konsistensi politiknya, khususnya terkait dengan perubahan sikap terhadap proyek megapro.
Gibran Rakabuming Raka, sebagai lawan politik, mencoba mempertanyakan konsistensi tersebut dengan menyoroti partisipasi Cak Imin dalam pemotongan tumpeng pembangunan IKN.
Debat Pilpres menjadi panggung untuk merinci perbedaan pendapat dan perubahan pandangan antarcalon.
Sementara itu, penetapan nomor urut oleh KPU mengarahkan semua pasangan calon untuk memasuki fase kampanye.
Dengan jadwal kampanye yang dimulai pada 28 November 2023, pasangan calon akan berusaha meyakinkan pemilih tentang visi, misi, dan solusi yang mereka tawarkan selama periode kampanye yang berlangsung hingga 10 Februari 2024.
Jadwal pemungutan suara pada 14 Februari 2024 menjadi momentum krusial bagi pemilih untuk menentukan arah kepemimpinan yang diinginkan.
Dalam konteks ini, keputusan Cak Imin untuk menarik dukungan terhadap IKN mencerminkan dinamika politik dan perubahan prioritas yang dapat memengaruhi pandangan pemilih.
Dengan demikian, Pilpres 2024 di Indonesia tidak hanya melibatkan persaingan antarcalon, tetapi juga melibatkan pergeseran dinamika politik dan perubahan sikap terhadap isu-isu krusial seperti pembangunan IKN.
Pemilih diharapkan untuk secara kritis menilai pernyataan dan tindakan para calon untuk membuat keputusan yang informan pada saat pemilihan.***