ABK Malaysia Diselamatkan Tim SAR di Bintan-SwaraWarta.co.id (Sumber: Detik) |
SwaraWarta.co.id – Di perairan Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau, kapal tugboat Pretty 9 berbendera Malaysia mengalami musibah akibat cuaca buruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan berhasil menyelamatkan keenam anak buah kapal (ABK) yang terombang-ambing setelah kapal karam.
Kepala Kantor SAR Tanjungpinang, Slamet Riyadi, menjelaskan bahwa kejadian ini dimulai saat Com Center Basarnas menerima laporan dari MRCC Johor Bahru, Malaysia, bahwa kapal tugboat Pretty 9 dengan rute OPL 16 – OPL Higce tidak dapat dihubungi.
VTS Batam juga memberikan informasi bahwa enam orang terombang-ambing menggunakan ring buoy di wilayah perairan Lagoi sekitar pukul 15.00 WIB.
Tim delta segera melakukan koordinasi dan persiapan operasi SAR. Tujuh rescuer SAR Tanjungpinang diterjunkan ke lokasi dengan menggunakan RIB 04 Tanjungpinang dan Rescue Car, menempuh perjalanan selama satu jam.
Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Lanal Bintan, PLP Tanjung Uban, KKP Lagoi, Polair Polres Bintan, dan Syahbandar BBT Lagoi, berhasil menemukan keenam ABK Pretty 9 dalam kondisi selamat sekitar pukul 16.30 WIB.
Mereka ditemukan di titik koordinat 01° 10’08.30”N – 104°13’58.61”E, yang berjarak sekitar 3.48 Nanometer dari lokasi karamnya kapal tugboat Pretty 9.
Identitas keenam korban termasuk Yulius (Juru Mudi), Muh Safwan (Chief Officer), Vikram (Juru Mudi), Michael (Oiler), Abd Rasid Baso (Jurumudi), dan Tatang Sulaeman (Kapten Kapal).
Setelah ditemukan, para korban dibawa ke Pos Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) BBT Lagoi untuk dievakuasi lebih lanjut.
Setelah memastikan bahwa seluruh korban telah ditemukan dalam keadaan selamat, operasi Tim SAR gabungan ditutup pada pukul 19:30 WIB, dan seluruh satuan kembali ke pangkalan masing-masing.
Keberhasilan operasi SAR ini merupakan hasil kerjasama dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak, termasuk Basarnas, MRCC Johor Bahru, VTS Batam, dan tim delta SAR Tanjungpinang. Respons cepat dan koordinasi efektif menjadi kunci dalam penanganan situasi darurat seperti ini.
Tentu saja, kejadian ini juga menunjukkan pentingnya peralatan keselamatan di kapal, seperti ring buoy, yang membantu ABK tetap terapung dan meningkatkan kemungkinan penyelamatan dalam situasi darurat.
Cuaca buruk di perairan menjadi faktor risiko yang perlu selalu diantisipasi oleh para pelaut dan pihak terkait.
Selain itu, peran penting berbagai instansi dalam penanganan bencana laut seperti Lanal Bintan, PLP Tanjung Uban, KKP Lagoi, Polair Polres Bintan, dan Syahbandar BBT Lagoi, tidak dapat diabaikan.
Kerjasama mereka membantu memastikan keselamatan ABK Pretty 9 dan memudahkan evakuasi korban.
Identitas korban yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan keragaman latar belakang ABK kapal ini.
Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam keadaan darurat di laut, solidaritas dan kerjasama lintas budaya dan suku sangat diperlukan untuk menyelamatkan nyawa.
Evakuasi korban ke Pos Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) BBT Lagoi merupakan langkah penting dalam memberikan perawatan lebih lanjut dan memastikan kesehatan mereka.
Pihak berwenang perlu memastikan bahwa fasilitas medis dan dukungan psikologis tersedia untuk membantu korban mengatasi dampak emosional dari kejadian tersebut.
Dalam mengevaluasi kejadian ini, perlu dicatat bahwa pencegahan kecelakaan laut dan peningkatan keamanan kapal juga merupakan aspek yang krusial.
Pelajaran yang diambil dari insiden ini dapat membantu meningkatkan protokol keselamatan di laut dan memastikan bahwa kapal-kapal dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang memadai.
Kisah penyelamatan ini juga dapat dijadikan inspirasi bagi pihak-pihak terkait untuk terus meningkatkan kemampuan dan koordinasi dalam menanggapi keadaan darurat di laut.
Perluasan jaringan komunikasi antara negara-negara tetangga juga menjadi faktor penting untuk meningkatkan efektivitas respons terhadap kecelakaan laut lintas batas.
Sebagai penutup, keberhasilan penyelamatan keenam ABK Pretty 9 adalah bukti nyata bahwa kerjasama, respons cepat, dan koordinasi yang baik dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat di laut.
Semoga kejadian ini menjadi pengingat untuk terus meningkatkan kesadaran akan keselamatan laut dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman di laut.***