Gunung Merapi mengalami gempa guguran sebanyak 71 kali ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Puluhan gempa tersebut terjadi pada Selasa (26/12) dari pukul 00.00 hingga 24.00 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, yaitu Triyono, melaporkan bahwa gempa guguran itu memiliki amplitudo 3 hingga 23 milimeter dengan durasi gempa berkisar antara 26,04 sampai 277,6 detik.
Gempa guguran terjadi ketika fragmen lava jatuh ke bawah akibat gravitasi bumi.
Biasanya gempa guguran terjadi setelah erupsi karena guguran lava yang terjadi pada sistem pembentukan lava.
Selain gempa guguran, PVMBG juga melaporkan ada empat kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter.
Saat ini, potensi bahaya dari Gunung Merapi adalah guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer.
Jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya Gunung Merapi untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.