16 Warga Imigran Pengungsi Rohingya diketahui melarikan diri dari pengungsian. ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Sebanyak 16 pengungsi Rohingya kabur dari tempat penampungan di bekas Gedung Imigrasi Lhokseumawe, Aceh.
“Pengungsi Rohingya tersebut kabur dengan cara merusak dinding kamar dan melarikan diri melalui pagar arah toilet wanita,” ujar Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemerintah Kota Lhokseumawe Darius, Rabu (7/12/2023), seperti dikutip dari ANTARA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Darius, tempat tersebut sebenarnya sudah dijaga oleh polisi, satpam, dan organisasi pendamping pengungsi Rohingya.
Namun, penjagaan hanya dilakukan di depan gedung saja selama ini atau tidak mencangkup beberapa sisi pengungsian.
“Imigran Rohingya kabur melalui arah belakang,” ujad Darius.
Pihak Pemerintah Kota Lhokseumawe sudah menanyakan peristiwa kaburnya 16 pengungsi Rohingya dari tempat penampungan ke lembaga terkait yang menangani pengungsi internasional.
Dikatakan oleh Darius, hal ini bukan kali pertama pengungsi Rohingya melarikan diri dari tempat penampungan di Lhokseumawe
Pada Senin (27/11), tujuh orang pengungsi etnis Rohingya juga berhasil melarikan diri dari gedung bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe.
Saat ini, terdapat 498 pengungsi Rohingya yang masih tinggal di penampungan tersebut, dibandingkan dengan jumlah sebelumnya yang mencapai 514 orang.
Di samping itu, sebelumnya terdapat aksi penolakan dari sejumlah warga Aceh yang menentang adanya penampungan pengungsi Rohingya di kota mereka.
Penolakan ini didasarkan pada beberapa alasan, seperti masalah keamanan dan kesehatan hingga potensi konflik sosial.
Namun, sejalan dengan penolakan tersebut, banyak juga warga Aceh yang memberikan dukungan dan bantuan kepada pengungsi Rohingya tersebut.
Beberapa komunitas dan organisasi masyarakat di Aceh turut membantu melalui aksi penggalangan dana dan distribusi bantuan ke tempat penampungan.
Pemerintah juga telah membuat kebijakan untuk menampung pengungsi Rohingya dan memberikan perlindungan kepada mereka, meski hal ini juga menyebabkan beberapa perdebatan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat.