Dinkes Madiun deteksi dini HIV/Aids dari komunitas LSL (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Komunitas LSL ( Lelaki Seks Lelaki) semakin meluas di Kabupaten Madiun Jawa Timur.
Komunitas LSL sendiri merupakan perhimpunan laki-laki yang suka sesama jenis atau kerap disebut dengan gay.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan data terbaru, penyumbang HIV/ AIDS mayoritas berasal dari komunitas LSL dan sejenisnya.
Ironisnya komunitas LSL ini sudah meluas hingga memasuki kalangan pemuda di daerah tersebut.
Selly Fitriani selaku Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Madiun menjelaskan bahwa saat ini ODHA ( Orang dengan HIV/AIDS) mengalami sejumlah perubahan.
Kebanyakan berasal dari kaum laki-laki yang disebabkan oleh meluasnya komunitas LSL, lebih lanjut ada juga kalangan gay.
Meluasnya HIV/AIDS ini juga dipicu oleh perilaku seks tidak aman maupun bukan bersama pasangan.
“Selain itu juga orang dewasa yang memang suka berhubungan seksual tidak aman, atau berhubungan seksual tidak bersama pasangannya,” ujar Selly seperti yang dikutip dari Jawa Pos.
Berdasarkan data dari Dinkes tempat tersebut, ada sejumlah wilayah yang menjadi pusat komunitas LSL, Waria, hingga gay.
Wilayah tersebut seperti daerah Wungu dan Kare. Sedangkan dari kalangan WPS ( Wanita Pekerja Seks) didominasi daerah Jiwan.
Dalam melakukan deteksi dini tersebut, Dinkes telah melakukan tindakan mobile screening di daerah Jiwan.
Namun pihaknya merasa kesulitan dalam menjalankan mobile screening lantaran kalangan WPS berjalan secara terpisah atau tidak tergabung dalam komunitas.
“Kendalanya untuk di Jiwan ini kami kesulitan mobile screening karena rata-rata mereka terpisah atau berjalan sendiri, tidak ada komunitas tertentu,” ujar Selly.
Selly juga menuturkan bahwa waria, gay dan komunitas LSL juga terjadi pada kalangan anak-anak.
Hal ini juga turut menjadi sasaran mobile screening yang dilakukan dinas kesehatan Madiun dalam deteksi dini HIV/ AIDS.
Dirinya juga menjelaskan bahwa dari kalangan pelajar ada yang turut serta dalam komunitas LSL namun saat dilakukan pengetesan HIV/AIDS hasilnya negatif.
Lebih lanjut Selly menjelaskan bahwa peran dinas kesehatan melalui mobile screening hanya sekedar mendeteksi.
Jika terdapat orang yang positif terkonfirmasi, maka akan diarahkan untuk melakukan pengobatan lebih lanjut.
Seperti yang diketahui, dalam 10 bulan terakhir ini penderita HIV/ AIDS di Madiun menyentuh 105 kasus.
3 diantara 105 kasus tersebut diketahui meninggal dunia. Rata-rata kasus ditemukan di daerah Mejayan dan Dolopo.