Pemuda di Gresik tewas usai tes kenaikan sabuk. ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id- Seorang pemuda 20 tahun diketahui tewas usai mengikuti tes kenaikan sabuk suatu perguruan silat.
Kejadian ini terjadi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Korban merupakan salah satu anggotan dari perguruan silat tersebut.
Muhammad Aditya Pratama (20) diketahui tewas saat menjalani tes perguruan silat berupa tes fisik dengan cara pengeroyokan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atas kasus ini, pihak kepolisian telah mengamankan 6 orang yang diduga menjadi pelaku dalam insiden tersebut.
Ngatrip selaku ayah korban mengungkapkan bahwa korban berpamitan akan mengikuti tes sabuk.
Namun pada Minggu 8/10 dini hari, orang tua korban mendapatkan kabar bahwa putranya tidak sadarkan diri.
Karena tidak sadarkan diri Aditya dirujuk ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Saat orang tua korban tiba di puskesmas, ternyata korban sudah dirujuk ke rumah sakit umum Ibnu Sina untuk penanganan lebih lanjut.
“Teman-teman anak saya mengabari bahwa anak saya di Puskesmas Cerme. Setelah ke sana, anak saya sudah dibawa ke RSUD Ibnu Sina Gresik,” ujar Ngatrip.
Meskipun telah mendapatkan perawatan, korban menghembuskan nafas terakhirnya tepat Senin (9/10) pukul 20.00 WIB.
Diduga penyebab kematian Aditya lantaran saraf otak sudah tidak bisa berfungsi kembali.
“Dari keterangan dokter, penyebab meninggalnya saraf di bagian otak kepala tidak berfungsi,” sambung Ngatrip.
Mendapati kabar tersebut, orang tua korban selanjutnya melaporkan kejadian yang menimpa putranya ke pihak berwajib.
Sulton Sulaiman selaku kuasa hukum dari keluarga korban menjelaskan bahwa sebelumnya korban memang menjalani ujian kekerasan fisik untuk kenaikan sabuk.
Korban kabarnya dikeroyok oleh para pelaku dengan menggunakan balok kayu. Diketahui korban harus melewati ujian di beberapa posko.
Untuk menempuh ujian sabuk ini, peserta harus mengunjungi satu pos ke pos lain atau disebut dengan ” sambung”.
“Informasi yang saya terima, korban sudah mengeluh kesakitan setelah melewati ujian di pos pertama. Namun dipaksa untuk terus mengikuti ujian pada pos selanjutnya,” jelas Sulton.
Korban tumbang usai menjalani sambung untuk yang kedua kalinya. Usai tumbang kemudian korban dibawa ke puskesmas sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Ibnu Sina.
Melalui keterangan medis, korban tewas usai mengalami pendarahan di bagian kepala. Luka tersebut mampu membuat korban terenggut nyawanya.
Hingga berita ini dimuat, pelaku diketahui sudah diamankan oleh pihak kepolisian untuk penyidikan lebih lanjut.