Potret Waduk Bendo sebelum Kemarau Panjang (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Ponorogo memiliki salah satu destinasi pariwisata yaitu Waduk Bendo yang memiliki sejumlah daya tarik tersendiri.
Baru-baru ini waduk bendo menarik perhatian publik lantaran memunculkan area pemakaman leluhur.
Hal ini lantaran perairan di wisata tersebut surut akibat terjadinya kemarau panjang. sebelumnya area makam terendam air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun akibat dipengaruhi beberapa faktor, makam para leluhur tersebut kembali muncul di permukaan waduk bendo.
Fenomena ini kabarnya disebabkan karena terjadi kemarau panjang. Terlebih persediaan air mulai menipis.
Penyusutan air pada waduk bendo akibat kemarau panjang sangat signifikan. Bahkan dasar waduk nyaris terlihat.
Dari dasar waduk tersebut terlihat ratusan makam leluhur yang sudah berdiri bertahun-tahun.
Walaupun makam terlihat jelas, namun kondisinya masih sangat utuh. Batu nisan dan rumah-rumahan tetap berdiri dengan kokoh.
Meskipun begitu, ada juga bagian makam yang mulai lapuk. Penyurutan air waduk tersebut terjadi sekitar 2-3 bulan.
Hal ini menjadi dampak dari kemarau panjang. Air waduk mulai surut sudah sejak 3 bulan yang lalu,” ujar salah satu warga.
Sebelumnya area makam memang tergenang oleh air waduk bendo. Namun warga telah melakukan pemindahan.
Pemindahan makam ke tempat baru tentu menggunakan sejumlah ritual atau proses khusus.
Meskipun makam leluhur terlihat kembali, masyarakat tetap berziarah ke tempat yang baru.
Hal ini lantaran kegiatan tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur yang makamnya telah dipindah.
Makam baru tersebut berjarak sekitar 1 km dari lokasi waduk bendo. Bisa dikatakan pemindahan ini hanya berjarak singkat.
Sebelumnya masyarakat Ponorogo memang turut merasakan dampak kemarau panjang. Dampak ini turut dirasakan oleh petani.
Tidak hanya petani, masyarakat juga mengeluhkan kemarau kali ini membawa dampak besar bagi perekonomian.
Terlebih kemarau tersebut membuat harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan.
Tidak sampai disitu saja, banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bahkan akibat kemarau yang terjadi sangat panjang membuat beberapa wilayah merasakan kekeringan.
Hal ini membuat sejumlah wilayah memilih menempuh bor sumur untuk mendapatkan air.
Dikutip dari sejumlah sumber terpercaya, tercatat sebanyak 40 dusun di kabupaten Ponorogo mengalami krisis air bersih.
Dalam menanggapi permasalahan tersebut, BPBD kabupaten telah melakukan droping air untuk masyarakat.
Hingga berita ini dimuat belum ada tanda-tanda hujan akan turun.