Rivan Nurmulki saat bermain pada ajang SEA Games 2023 di Kamboja. (Dok. SMM Volleyball) |
SwaraWarta.co.id – Dewan Pengawas PP PBVSI, Bambang Suedi, mengungkapkan bahwa Rivan Nurmulki berisiko mendapatkan sanksi terberat, yakni larangan bermain selama satu tahun sebagai konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukannya. Pernyataan ini disampaikan oleh Bambang setelah melakukan mediasi bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pada Senin (11/9) siang WIB.
Rivan Nurmulki dianggap melanggar aturan karena berpartisipasi dalam Kapolri Cup ketika Timnas Voli Indonesia sedang berkompetisi di Kejuaraan Asia di Iran beberapa waktu lalu, yang merupakan bagian dari persiapan menuju Asian Games 2023.
Setelah mediasi dengan Menpora, Bambang Suedi menyatakan bahwa pihaknya akan menggelar sidang kode etik terhadap Rivan Nurmulki. Jika terbukti bersalah, Rivan Nurmulki mungkin akan dikenakan sanksi larangan bermain di liga profesional dan Timnas Voli Putra selama satu tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bambang menegaskan bahwa Menpora, Dito Ariotedjo, telah menekankan bahwa sanksi yang diberikan tidak boleh menghancurkan karier Rivan.
Namun, Rivan Nurmulki sendiri mengaku puas dengan hasil mediasi bersama PBVSI yang dipimpin oleh Menpora. Ia menyatakan bahwa ia masih menunggu keputusan selanjutnya.
Terkait ancaman sanksi dari PBVSI, Rivan Nurmulki mengaku tidak bisa memberikan komentar dan memilih untuk menunggu hasil sidang.
Rivan juga mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui jika berpartisipasi dalam Kapolri Cup dianggap sebagai pelanggaran.
“Ya, kan itu pas AVC, dan saya kan tidak ikut AVC tuh. Dan itu kan dilakukan di dalam negeri. Kalau tidak boleh bermain, pekerjaan saya adalah bermain voli, kecuali saya berpartisipasi dalam event di luar negeri atau hal semacam itu, mungkin itu tidak masalah,” kata Rivan.
Rivan Nurmulki menambahkan bahwa ia akan menerima apapun keputusan yang diambil terkait kasus ini.