Ilustrasi Kabut asap selimuti hutan dan lahan (ANTARA/Wahdi Septiawan) |
SwaraWarta.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan mengenai potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Indonesia dalam tiga hari ke depan, yaitu mulai dari tanggal 9 hingga 11 September 2023. BMKG memproyeksikan bahwa sebaran partikulat yang disebabkan oleh emisi dari karhutla memiliki potensi dampak di beberapa wilayah, termasuk Sumatera bagian selatan, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Barat.
Menurut Ardhasena Sopaheluwakan, Pejabat Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Klimatologi di BMKG, terdapat perbedaan tingkat aktivitas karhutla di berbagai wilayah. Beberapa wilayah mengalami peningkatan jumlah hotspot, yang mengindikasikan potensi karhutla yang signifikan. Namun, adanya hujan yang turun dalam satu minggu terakhir telah mengurangi jumlah hotspot.
Ardhasena juga mencatat bahwa wilayah Kalimantan Barat mengalami eskalasi hotspot yang cukup tinggi pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikaitkan dengan peningkatan aktivitas karhutla yang lebih cepat terjadi pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, beberapa wilayah seperti Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan, dan Jambi mengalami situasi yang berbeda. Wilayah-wilayah ini memiliki jumlah hotspot yang relatif lebih terkendali.
Ardhasena menegaskan bahwa perkiraan dampak karhutla yang disampaikan oleh BMKG didasarkan pada data hotspot, pemodelan cuaca, dan pemodelan kimia atmosfer. Data ini memungkinkan BMKG untuk memproyeksikan sebaran asap yang mungkin terjadi dalam tiga hari ke depan.
Meskipun BMKG secara aktif memantau situasi karhutla, partisipasi aktif masyarakat dalam mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan tetap sangat penting. Hal ini termasuk dalam mematuhi larangan membakar lahan dan hutan secara tidak terkontrol serta melaporkan aktivitas karhutla kepada pihak berwenang.