Gambar beras dan padi (Tangkapan Layar) |
SwaraWarta.co.id– Hingga kini harga beras terus mengalami kenaikan. Hal ini tentu membuat sejumlah masyarakat turut merasakan dampaknya. Bahkan kenaikan harga beras ini telah terjadi di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu daerah yang turut merasakan kenaikan harga beras yaitu Semarang. Sebelumnya harga beras di daerah tersebut untuk kelas medium dibanderol dengan harga Rp 12.500 per kilogram. Saat ini harga beras di daerah tersebut mencapai Rp 15.000 per kilogram.
Dikutip dari sejumlah sumber, kenaikan harga beras juga turut terjadi di daerah Flores Timur. Beras di daerah tersebut bisa mencapai Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kilogramnya. Tidak hanya beras, sejumlah bahan pangan lainnya juga ikut mengalami kenaikan harga.
Meskipun harga beras terus melonjak naik, sejumlah bahan pangan justru mengalami penurunan harga. Sebagai contohnya yaitu telur ayam, semula harganya berkisar Rp 30.250 per kilogram. Sekarang harga telur ayam di pasaran sekitar Rp 29.850 per kilogramnya.
Untuk mengatasi harga beras yang terus melonjak, Jokowi turut memerintahkan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan operasi pasar. Pemerintah sendiri dikabarkan tengah menyiapkan beras sekitar 641.000 ton untuk disalurkan ke keluarga penerimaan manfaat.
Pemberian beras ini akan berlangsung mulai bulan September, Oktober dan November. Nantinya setiap penerimaan KPM akan mendapat beras sekitar 10 kg per bulan.
“Semuanya akan diguyur beras secara masif, kita harap dengan itu harga beras akan mulai turun,” ungkap presiden Joko Widodo saat melakukan peninjauan di salah satu pasar daerah Banten.
Dilain tempat, Syahrul Yasin Limpo selaku menteri pertanian mengungkapkan memprediksi bahwa dampak dari El Nino mampu membuat produksi beras nasional mengalami penurunan secara drastis.
”Analisis kami, kita akan kehilangan 380.000 ton beras karena El Nino sedang. Kalau El Nino sangat kuat, kita akan kehilangan 1,2 juta ton beras. Oleh karena itu, kita tidak boleh terlalu PD (percaya diri) dengan data.
Itu (analisis kehilangan beras) yang membuat kita harus menyediakan penanaman baru seluas 500.000 hektar,” ungkap Syahrul Yasin Limpo beberapa saat lalu.
Tidak hanya itu saja, wakil satgas pangan Polda Jawa Tengah mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras dipengaruhi oleh penurunan produksi gabah sejak bulan Agustus hingga September 2023.
“Sebelumnya 755.274 ton di awal bulan Agustus menjadi 395.415 ton di awal September 2023,” ujar wakil Satgas Pangan Polda Jawa Tengah.