Presiden Kim Jong Un dan Presiden Vladimir Putin (Facebook/Jim Heath) |
SwaraWarta.co.id – Sebuah gebrakan politik dilakukan oleh pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dengan sengaja melakukan perjalanan tidak biasa untuk menemui Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Pasca perjalanan langka tersebut, Kim Jong Un mengundang presiden Rusia tersebut untuk datang ke negaranya, yakni Korea Utara.
Ini tentu saja berdampak terhadap berbagai spekulasi yang berkembang soal politisi di antara kedua negara tersebut yang diketahui saling bersekutu..
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kim Jong Un yang jarang melakukan perjalanan politik keluar negeri, terutama semenjak pandemik melanda dunia, bahkan lebih sering mengasingkan diri di negaranya tanpa ada interaksi dengan negara lain.
Perjalanan ke Rusia tersebut tentu saja momen langka yang sangat bersejarah bagi Kim. Kim melakukan pertemuan sekaligus pembicaraan dengan Putin, tepatnya pada Rabu (13/9) yang lalu.
Dalam pertemuan kedua pemimpin negara tersebut, menghasilkan dua wacana kemungkinan yang akan dilakukan oleh kedua negara yang saling bersekutu tersebu.
Hasil pertemuan itu adalah Rusia berjanji akan membantu Korea Utara dalam program yang direncanakan yakni program ruang angkasa Korea Utara yang baru.
Bukan hanya itu, ada sedikit tersirat dari hasil pertemuan Kim-Putin ini yakni soal kerjasama di bidang militer.
Seperti telah diketahui, kedua negara terkena sanksi global akibat gerakan yang kedua negara tersebut lakukan, Rusia akibat invasinya ke Ukraina, sementara Korea Utara akibat uji coba nuklirya ke Pyeongyang, Korea Selatan.
Pertemuan kedua pemimpin negara yabg diisolasi ini tentu saja memicu kekhawatiran negara-negara lain karena ketakutan akan adanya kesepakatan program senjata terlarang di antara kedua negara.
Bahkan Korea Selatan mengecam pertemuan Putin-Kim sebagai Kesepakatan Setan. Bukan hanya itu Korea Selatan meminta agar PBB waspada bila terjadi kesepakatan di antara kedua negara pasca Putin-Kim bertemu.
Kim meminta Putin untuk mendatangi Korea Utara pada waktu yang tepat setelah kunjungan ke pusat ruang angkasa Korea Utara.
Kim mengatakan kepada Putin bahwa mereka yakin akan bisa mendapatkan kemenangan besar dari musuh-musuhnya, hal ini tentu saja menyiratkan bahwa mereka sedang merencanakan sesuatu.
Negara-negara Barat termasuk Amerika merasa khawatir atas pertemuan kedua negara yang diasingkan tersebut. Merekan menyebut bahwa pertemuan tersebut sebagai Aliansi Darah yang mengancam negara-negara Barat.
Kekhawatiran negara Barat merujuk kepada perang Rusia-Ukraina yang masih berlanjut hingga saat ini.