|
ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA |
Swarawarta.co.id – Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang juga merupakan Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), menjadi salah satu pembicara dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diadakan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (22/8) malam.
Dalam acara tersebut, Gibran Rakabuming Raka berbagi panggung dengan Yenny Wahid, putri dari Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta Budiman Sudjatmiko, politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Namun, momen yang menarik perhatian terjadi ketika salah satu kader PSI mencoba memakaikan jaket berwarna merah milik partai kepada Gibran. Dalam video yang beredar, terlihat dengan tegas Gibran menolak tawaran tersebut dengan gesture yang jelas, sambil tetap melanjutkan proses bersalaman dengan kader PSI yang lain.
Melihat situasi tersebut, Ketua Umum PSI, Giring Ganesha, langsung turun tangan. Ia berlari menghampiri Gibran dan kader PSI yang ingin memakaikan jaket, dan membawa kader tersebut keluar dari area panggung. Sementara itu, Gibran tetap berinteraksi dan bersalaman dengan kader PSI yang lain.
Sebelum dimulainya sesi dialog, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, memberikan pujian kepada Gibran. Grace menyatakan bahwa meskipun Gibran masih muda dan sering dibilang sebagai bocah ingusan, namun ia telah berhasil memimpin Kota Solo dengan baik.
Grace juga menilai bahwa Gibran adalah sosok yang sangat mengutamakan persatuan dan keberagaman. Ia menggambarkan Gibran sebagai contoh pemimpin muda yang diharapkan oleh PSI.
“Inilah contoh pemimpin muda yang kita bayangkan, bro and sist setuju enggak, kalau saya bilang Mas Gibran ini PSI banget gitu loh,” ujar Grace dengan antusias.
Acara Kopi Darat PSI ini menunjukkan interaksi yang berharga antara partai politik di Indonesia serta dinamika yang terjadi dalam kancah politik tanah air. Dalam suasana yang penuh dengan dinamika dan perbedaan pandangan politik, interaksi tersebut menjadi potret keberagaman dan perjalanan demokrasi di Indonesia
Pewarta: Ganesh
Editor: Galih Sandy
COPYRIGHT © Swarawarta